Purworejo - Forum Film Purworejo (FFP) bersama Dinas Perpustakaan & Arsip menggelar kegiatan Pemutaran Film & Workshop Praktikal di Gedung Depo Arsip Purworejo, Jumat (25/07/2025). Kegiatan tersebut menghadirkan Editor Film Nasional ,Andi Pulung yang nantinya memberikan edukasi kepada para pemuda Purworejo. Dalam kesempatan itu Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Purworejo ,Stephanus Aan Isa Nugroho mengatakan , bahwa Ruang Audio Visual dibangun untuk masyarakat dan kita manfaatkan untuk mendukung kreativitas anak - anak muda ,kreativitas masyarakat. Dan mungkin ini suatu saat akan menjadi batu loncatan anak - anak muda. Juga dengan kehadiran Sdr Andi Pulung salah satu putra terbaik Purworejo, yang pernah ketemu saya pada tahun 2017 dan ide seperti kegiatan ini pernah saya utarakan Mas Pulung. Dalam hal ini bisa terwujud 8 tahun kemudian. Dan kita menggandeng komunitas film dan kawan - kawannya untuk bisa bangkit ,minimal anak - anak Purworejo. Saat ini saya rasa momentum awal yang sangat bagus dan pesan saya jangan lupa dari mana kita berasal. Saya ketemu dengan Mas Faris dari Fermenpan ,ternyata komunitas film di Purworejo ternyata banyak. Maka mimpi saya , untuk mengajak anak - anak muda untuk Purworejo dijadikan Kawah Candra Dimuka untuk perfilman. Mudah - mudahan friwet ini juga bisa merambat kedaerah lain dan bergabung disini," harap Aan. Dikatakan oleh Aan ,bahwa dari komunitas Fermenta saya tantang, walau kita punya tempat seperti ini dan saya minta karya film anak Purworejo, mau film itu pendek atau panjang,silahkan putar disini ,jadikan saingan bioskop,silahkan diksinya mau berapa ,klau Fermenta mau 8 hari, maka saya minta poster yang bagus,fleyer juga bagus dan disosialisasikan dan tonton disini bergilir. Dan ini akan menjadi ekosistem baru ,bagaimana menempa temen - temen sinias muda berkarya lebih baik. Dan syukur - syukur Mas Andi Pulung bisa hadir untuk mengkritisi ,karena karya tanpa kritik bagaikan nasi goreng tanpa bumbu. Sekali lagi saya berpesan ,jadikan ini Kawah Candra Dimuka untuk film. Dan sesuaikan karena dengan keterbatasan kami disini. Dan saya sudah mengusulkan perbaikan Audio ini ke DPRD kalau disetujui ,tahun depan lebih bagus lagi serta bisa dimanfaatkan. Saya ingatkan bahwa ini adalah momentum,kalau kesempatan itu bisa datang berkali - kali tetapi kalau momentum itu pertemuan dan kesempatan dengan waktu yang tepat. Karena bagi saya ,setiap orang punya masa dan setiap masa ada orangnya,"pungkas Stephanus Aan Isa Nugraha.
Foto : Andi Pulung Bersama ModeratorSementara itu Andi Pulung menyampaikan , kalau kita bicara masalah film adalah sesuatu yang sangat dekat dengan teman - teman dari segala lapisan. Kemudian dengan memberikan ruang seperti ini diharapkan membuahkan banyak hal ,tidak hanya berbicara masalah film juga bagaiman mengelola sebuah film, komunitas ,kelompok kemudian mempunyai visi yang sama tentang mof - mof. Media yang ada sekarang ini dengan adanya konten dimana - mana sudah bukan barang susah. Tetapi bagaimana membuat sesuatu yang tetap punya landasan - landasan banyak hal yaitu, etika,regulasi,dan wajib yang ada diwilayah - wilayah itu. Apalagi di kita sudah mulai ada dan sangat kelihatan generasi - generasinya,bicara mulai melenial,genzi ,cara bertutur kata sudah beda. Denga cara perbedaan bertutur ini sangat dinamis. Kalau tadi nonton film pendek yang kedua itulah anak sekarang. Bagaimana kemudian komunikasi dengan orang yang paling dekat pokapo desaint dengan sangat berbeda . Ini menjadi sangat penting catatan - catatan ini,belum lagi nanti kita lihat film - film yang lain lagi anak - anak yang dari banyak komunitas," tutur Pulung. Dikatakan oleh Pulung ,sesimpel film - film 1 menit atau 2 menit, sampe 3 menit, dan film itu bisa juga dijadikan Triger untuk melakukan stetmen atau bagaiman cara di berucap ,Audi visual menjadi sangat penting. Di generasi kita harus juga melihat atau mefrekwensi itu,tidak hanya bilang jangan ini jangan itu bikinnya. Tapi juga harus banyak yang kita apresiasi segitu banyaknya media yang mereka kelola. Melihat tadi tentang perfilman Surya maule di Kecamatan Kaligesing,itu sangat menarik dan tidak mudah Lo mengapresiasi hal itu tentang hal yang ada di lingkungannya dia,tentang bacaan - bacaan. Apalagi bicara itu ,kalau tidak diomongin berat ,padahal itu isu tadi, bagaiman meneruskan juga menjaga , generasi sekarang ini sudah mulai menjaga lewat mendekomentasikan, ya lumayan," ungkap Andi Pulung.
Foto : Elena Julinda Liana Inisiator FFPDisisi lain Inisiator Forum Film Purworejo ,Elena Julinda Liana atau yang sering disapa Elen ,berpandangan bahwa kegiatan atau program berlayar hari ini berjalan dengan lancar ,antusiasme dari komunitas film dan mengundang para peserta lomba FLS3N film pendek SMA. Menurutnya sudah menjadi gerakan baru bagi perfilman Purworejo. Setelah mendengar sejarah bioskop di Purworejo yang dulu rame dan akhirnya meredup dan ini menjadi tantangan yang sangat luar biasa kegiatan forum ini mengadakan pemutaran film . Karena dari pemutaran film ini akan menjadi wadah diskusi sarana, munculnya wacana - wacana baru,ide gagasan baru ,menangkap isu - isu yang ada disekitar kita. Entah itu kemanusiaan ,sosial,budaya, tradisi masih banyak lagi. Karena saya lulusan dari sekolah film ,jadi bisa merasakan film itu dibuat dari awal sampai ke penonton itu proyek puncak dari produksi film itu sendiri ketika sampai kepenonton disitulah titik akhir ,terus bagaimana kepuasan produser atau sutradara film bagaimana membuat gagasan supaya didengar orang lain secara luas dan lebih banyak. Saya harap banyak anak muda talenta - talenta di Purworejo yang bisa tumbuh dan berkembang dari kegiatan - kegiatan yang dilakukan seperti ini. Bisa jadi Purworejo mempunyai talenta yang bisa membuat film animasi ,seperti jumbo yang bisa banyak ,terus banyak penonton ya juga bisa lebih kritis seperti Mas Garing juga yang berkarir di film. Disampaikan oleh Elen ,bahwa film yang barusan di tayangkan dari Kaligesing ,itu sangat unik ketika kita tidak mengetahui kegiatan kesenian atau tradisi yang ada di Purworejo dengan film Surya Maule . Dan kita mendapat wawasan baru mengenai bagaimana sebenernya pengajian itu ga pengajian hanya biasa,ada alat - alat musik bagaimana mengenalkan jiwa kita berserah diri juga dengan kostum dengan niat yang dilakukan oleh para tetua ini tetapi memang di anak - anak muda ini sulit dikenalkan karena ada gep antara anak - anak muda dengan orang tua, jadi disitu dikenalkan dokumenter menjadi penasaran anak - anak muda, ternyata dengan kegiatan ini menarik diutik waktu senggang karena dipengajian yang sudah banyak berkembang ,sekarang kita akan kembali ke versi orisinal ,otentiknya seperti apa. Di jaman dulu tidak ada pembelokan kegiatan yang lain hanya fokus untuk ikhtiar beristigfar untuk dirinya sendiri dari lantunan - lantunan itu. Supaya perfektif kaum muda dan kaum tua bisa dipersatukan adalah kegiatan seperti ini yaitu dengan pemutaran film dan workshop praktikal ,kumpul bersama menyaksikan sebuah karya kita tontonkan. Kaum muda punya caranya sendiri menyampaikan ide dan gagasan jadi kaum tua bisa menyampaikan disitu tanpa ada perdebatan ," jelas Elen.
Gus Mus
www.liputanjawatengah.com