Image8
Image7
Image5
Image4
Image3
Image2
Image1
Image6

RSUD dr Tjitrowardojo Lakukan Klarifikasi Terkait Pelayanan

Liputan Jawa Tengah.com (PURWOREJO )Terkait kejadian meninggalnya janin dalam kandungan pasien rumah sakit yakni Sri Wasiati (39) warga Desa Mlaran Kecamatan Gebang  Pihak RSUD Dr Tjitrowardojo melakukan klarifikasi, dan terjadi penggrudukan puluhan warga kepihak rumah sakit pada Minggu (23/1/22) kemarin lantaran pihak keluarga pasien merasa tidak terima terhadap pelayanan rumah sakit yang arogan dan dinilai lamban. 

Keluarga pasien juga mengaku bahwa untuk mendapat penanganan pihak rumah sakit sempat meminta untuk menandatangani persetujuan isolasi karena pasien terdeteksi pneumonia yang bisa mengarah ke Covid-19. Namun pihak keluarga menolak dan pindah ke rumah sakit lain. Namun nahas dalam proses pemindahan itu janin berusia 8 bulan itu meninggal dalam kandungan.

2Dalam klarifikasi pada Senin (24/1) di ruang Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo tersebut pihak rumah sakit mengklaim bahwa langkah yang mereka lakukan telah sesuai dengan prosedur yang ada.

Direktur RSUD Dr Tjitrowardojo, Kuswantoro mengemukakan, penyebab meninggalnya janin dalam kandungan tersebut bukan karena pihak rumah sakit melakukan kesalahan dalam prosedur penanganan.
"Nggak ada (pelanggaran prosedur), jadi kami mengacu kepada Keputusan Menkes tentang tata laksana Covid-19," kata Kuswantoro.
Pihak rumah sakit juga menilai meninggalnya janin tersebut akibat pihak keluarga tersebut meminta pindah ke rumah sakit lain yang menyebabkan pasien tidak segera ditangani. Diketahui bahwa pasien sempat dibawa untuk pindah ke RS Ananda karena keluarga pasien tidak mau menandatangani persetujuan isolasi dari RSUD Dr Tjitrowardojo. Namun RS Ananda tidak sanggup menangani karena pasien sudah kritis dan akhirnya pasien dibawa kembali ke RSUD Dr Tjitrowardojo.
"Ya barangkali kalau saya sampaikan ini kegawatdaruratan harus ditangani secara cepat, dengan pulangnya paksa dan kembali lagi itu memperpanjang waktu penanganan," katanya.
Untuk dugaan adanya oknum tenaga kesehatan yang arogan, marah-marah dan melontarkan kata-kata yang dinilai menyakiti hati keluarga pasien, pihak rumah sakit belum melakukan penelusuran lebih jauh. Yang pasti Kuswantoro menekankan bahwa pihak rumah sakit pasti menginginkan peningkatan pelayanan terhadap pasien.
Sebelumnya, pada Minggu (23/1) saat warga menggeruduk RSUD Dr Tjitrowardojo, Salah satu anggota keluarga pasien, Masrukhin (43) mengatakan bahwa penyebab warga tidak terima dan mendatangi RSUD Dr Tjitrowardojo karena pihak rumah sakit dinilai arogan dan keterlambatan penanganan saat melayani pasien atas nama Sri Wasiati yang hamil 8 bulan lebih dan akhirnya bayi dalam kandungan Sri Wasiati meninggal. Menurutnya, salah satu tenaga medis di rumah sakit tersebut juga sempat marah-marah dan melontarkan kata-kata yang menyakiti hati keluarga pasien. Padahal tenaga kesehatan memiliki kode etik dalam melayani pasien dan tidak sepantasnya arogan terhadap pasien.
"Iya (ada arogansi dan keterlambatan penanganan). Iya (dari pihak rumah sakit) yang ngata-ngatain itu, dikatain mana tadi yang pakai sarung gitu. Lalu waktu pihak keluarga ada yang bilang sehat, sakit, mati itu dari Allah, sana malah nyangkalnya lha kok (bawa-bawa) Allah, itu kata-kata seperti itu kan arogan, tapi kita belum tahu itu (tenaga medisnya) siapa karena keluarga juga panik, yang jelas shiftnya tadi malam sekitar jam 9," katanya. 
Previous Post Next Post